Mimpi dan Mencintai

Hai, setelah sekian lama aku mengerjakan ulangan akhir semester, aku disini, kembali lagi. Menyapa, sambil mungkin mengajak kalian bercengkrama sedikit ledih jauh dan memiliki topik yang dalam Yang mungkin bisa membuat pikiran kita sedikit lebih kritis dari sebelumnya.

Mengenai mimpi, aku masih bigung. Apakah kau jg begitu atau tidak? tidakkah kalian pernah berpikir bahwa 'Untuk apa mimpi itu?' dan seberapa pentingkah mereka memainkan peran dalam hidup kita sendiri? karena aku disini, hidup dalam ambangan yang nyata, seuatu yang abstrak dan tidak mengenal arah untuk definisi mimpi itu sendiri dalam hidupku.

Pernah sekali, waktu itu. Aku dikecewakan oleh mimpiku sendiri, dan aku merasa aku sangat bodoh karena tidak menggapai itu. Apakah ini alasan mengapa mimpi itu abstrak? Kalau begitu, diriku bukan tidak bisa mendefenisikan, akan tetapi diriku lebih ke trauma akan mimpi itu sendiri. Apakah kau mengikutiku? jika iya, mari lanjutkan.

Trauma akan mimpi? uhm..
Sebenarnya dan sepertinya, aku disini jika tidak memilki mimpi, diriku akan lebih bingung akan masa depanku, dan apa usaha yang harus aku perjuangkan sekarang. Jika aku tidak memilki mimpi, aku tidak akan bisa memilih apa arah jalanku. Aku ingin merasakan perjuangan untuk mendapatkan 'itu' dalam arah jalan tersebut. Nyatanya? zonk. Aku tidak mempunyai itu.

Secara tidak langsung, jika aku, tidak memilki mimpi--yang tentunya diriku juga ga punya arah jalan. Aku disini akan menjadi insan yang akan terus melihat kebelakang sambil merenung dan menatap kosong masa laluku sendiri. Kemudian, apa yang akan aku dapatkan jika aku hanya melihat kebelakang dan sama sekali tidak menghiraukan apa yang ada di depanku?

'The secret of getting ahead is getting started'

Tetapi sepertinya, aku tidak bisa memulai itu. Bagaimana cara memulai untuk bermimpi? apakah dengan mencintai diri sendiri? Apa itu mencintai diri sendiri?

Mencintai, adalah hal yang rumit. Sangat rumit, tidak bisa dijelaskan oleh angka  presentase 'rumit' itu sendiri. Nah, jika kalian merasa mencintai 'dia' adalah hal yang rumit, entah kenapa, aku disini merasa bahwa, yang paling rumit adalah untuk mencintai diri semdiri. Karena mncintai diri sendiri secara harfiah adalah mencintai kekurangan kita, kelebihan kita yang kita tahu,tanpa mengatakan 'Aku bodoh' atau 'aku jelek' saat menatap diri kita sendiri di depan cermin besar. Bahkan jika memang misalnya, kita diberikan sebuah ruang dengan cermin besar nan mewah, penerangan yang apik, dan baju seindah apapun, jika kita tidak mengenal diri kita sendiri dan tidak mencintai diri kita sendiri, Kita akan menganggap diri kita buruk, manusia memang hakikatnya sudah seperi itu. Sudah mengerti? Pointnya, kita harus mengenal secara detail akan diri kita dan mencintainya, apapun yang terjadi. Karena, jika kamu saja tidak bisa mencintai dirimu, maka kamu tidak akan bisa mencintai orang lain dan merasakan cinta dari orang-orang di sekitarmu.

Jika kamu sudah melengkapi point itu, tekadkan hatimu, tentukan mimpimu. Akan tetapi jangan terlalu menargetkan dan ambisius dengan mimpi yang kamu buat. Karena, Tuhan akan memeberikan apa yang terbaik buat diri kita. Jalani hidup kita, melangkahlah dengan pasti, dan percayakan diri kita bahwa kita bisa mencapai ujung jalan itu, dan menoleh dengan bangga akan jejak darah, keringat, dan air mata yang kita tinggalkan di belakang sana. Believe, and do it. Live ur life.

Komentar

Postingan Populer